Jakarta, Istilah puber kedua sering melekat pada pria atau wanita dewasa yang mulai memasuki usia 40 tahun. Tingkah laku orang pada usia tersebut hampir mirip dengan anak remaja yang baru masuk masa pubertas. Tapi benarkan ada puber kedua dalam hidup manusia?
Pubertas adalah masa transisi antara anak dan dewasa. Pubertas tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi terjadi secara bertahap. Tanda yang paling sering ditemui adalah perubahan fisik dan psikologis.
"Puber itu ya peralihan dari anak ke dewasa. Dalam medis nggak ada yang namanya puber kedua. Itu hanya istilah karena pada usia di atas 40 tahun tingkah laku orang hampir sama seperti anak puber," jelas dr Aditya Suryansyah Semendawai, Sp.A, spesialis anak di RSAB Harapan Kita, Kamis (7/4/2011).
Menurut dr Aditya, alasan di balik semua ini adalah karena organ otak yang mulai menurun serta hormon seperti testosteron dan androgen yang bertanggung jawab untuk 'kedewasaan' tidak lagi diproduksi sebanyak ketika orang masih berusia di bawah usia 40 tahun.
"Mulai tumbuh uban, kalau wanita ada yang khawatir masa menopause. Ini akhirnya membuat kepercayaan diri orang turun, ya tingkahnya jadi sama seperti anak puber," lanjut dr Aditya.
Pada usia tersebut, kaum pria terlihat lebih banyak menunjukkan gejala 'puber kedua'. Hal ini karena dorongan seksual yang merupakan lambang kejantanan dan kapasitas seksual juga mulai mengalami kemunduran seiring bertambahnya usia. Proses alami inilah yang biasanya ditolak oleh sebagian pria yang justru mencoba membuktikan sebaliknya.
Beberapa pria mengalihkan perasaan ini ke dalam bentuk kesuksesan, ambisi, agama, olahraga, hobi baru atau lainnya. Pada kelompok ini, pria ingin membuktikan bahwa dorongan seksual dan kinerjanya masih sama.
Tapi pada sebagian kelompok lain, pria mencoba untuk membuktikan kejantanan dan dorongan seksualnya adalah dengan main mata dengan wanita yang lebih muda. Pada beberapa kasus, tahap ini dapat diterima namun kadang-kadang sudah keluar kontrol.
Oleh karena itu, penting bagi orang yang sudah masuk usia paruh baya untuk tetap bisa menjaga otak karena otak yang terjaga baik akan mengendalikan perilaku yang lebih bermakna dan bisa membuat orang tetap merasa percaya diri.
Menjaga kemampuan otak agar tetap bekerja maksimal bisa melindungi diri dari penyakit hilang ingatan.
Hal-hal yang bisa dilakukan agar tetap memiliki otak seperti orang muda adalah sebagai berikut, seperti dilansir Askmen:
- Berolahraga secara teratur
- Makan sehat. Setelah usia paruh baya kurangi produk-produk hewani dan perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran segar. Untuk daging, pilih ikan atau ayam organik. Kurangi pula konsumsi garam dan gula.
- Mengurangi beban kerja di kantor dan menggunakan manajemen waktu yang tepat untuk menjauhi stres. Berlibur sesekali juga penting untuk membuat otak segar.
- Membaca banyak buku, memecahkan teka-teki silang, bermain musik, melukis, atau melakukan hobi agar otak selalu punya aktivitas.(mer/ir)
sumber : http://us.health.detik.com/
0 komentar:
Posting Komentar